CEK FAKTA: MSG Berbahaya untuk Otak?

KARDIO.ID- MSG berbahaya untuk otak? Apa memang benar seperti itu?.

Monosodium Glutamat (MSG) atau yang sering disebut micin, kembali menjadi perbincangan.

Beberapa klaim menyebutkan MSG berbahaya untuk otak hingga menyebabkan kebodohan.

Namun, apakah klaim ini benar?

Dilansir dari Healthline, MSG memiliki potensi menyebabkan toksisitas otak jika dikonsumsi dalam jumlah sangat berlebihan.

Kandungan glutamat dalam MSG dapat merangsang sel saraf secara berlebihan hingga berujung pada kematian sel.

Namun, penting untuk diingat bahwa efek ini baru terjadi jika ada kadar glutamat yang berlebihan di otak.

Dalam konsumsi harian yang wajar, MSG sebenarnya aman.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa MSG memiliki toksisitas rendah dan aman dikonsumsi sesuai batas yang direkomendasikan.

Fakta ini diperkuat oleh Drs Tepy Usia, Apt, MPhil, PhD, Direktur Standarisasi Produk Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Banyak penelitian dunia membuktikan bahwa MSG aman untuk kesehatan,” ujarnya.

MSG dikenal sebagai bahan tambahan makanan yang memberikan rasa umami, rasa gurih yang khas dan sering digunakan dalam masakan.

Namun, popularitasnya juga diikuti oleh berbagai hoax yang beredar di media sosial, seperti WhatsApp dan Facebook.

Beberapa pesan menyebut MSG menyebabkan otak ‘lemot’, bahkan kanker. Klaim-klaim ini tidak didukung bukti ilmiah yang kuat.

Ketika dikonsumsi berlebihan, MSG dapat menyebabkan reseptor otak lebih aktif.

Namun, efek ini hanya terjadi pada dosis yang jauh lebih tinggi dari konsumsi normal manusia sehari-hari.

Sebagai contoh, dosis ekstrem yang digunakan dalam penelitian pada hewan tidak mencerminkan pola konsumsi manusia.

Para ahli menegaskan bahwa MSG aman untuk digunakan dalam masakan selama dalam batas wajar.

Pesan yang menyebut MSG berbahaya untuk otak atau menyebabkan kebodohan adalah salah satu bentuk misinformasi yang tidak bertanggung jawab.

Kesimpulan

MSG bukanlah zat berbahaya jika dikonsumsi sesuai batas yang dianjurkan.

Edukasi masyarakat untuk memahami fakta ilmiah dan melawan hoax sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai keamanan bahan tambahan makanan ini. ***